Daging sapi atau lembu merupakan salah satu bahan makanan utama di benua Australia, Eropa, dan Amerika. Daging sapi dapat dimasak dengan dipanggang (post roasts), steaks, masak iga (short ribs), dibuat dendeng sapi, atau daging sapi cincang. Sementara di negara-negara Asia, daging sapi banyak digunakan untuk berbagai masakan berbumbu dan bersantan.
Daging sapi yang dianggap bagus untuk dikonsumsi adalah yang berasal dari sapi jantan daripada sapi betina muda. Daging sapi dikategorikan termasuk sebagai daging merah. Daging merah adalah daging (sapi atau lembu) yang berwarna merah dalam kondisi mentah atau dalam bidang nutrisi bisa juga disebut sebagai daging dari biantang mamalia.
Daging merah dari sapi memang merupakan salah satu bahan makanan dengan sumber protein yang paling tinggi. Selain kaya protein, daging merah juga merupakan salah satu sumber zat besi tertinggi. Daging merah dari sapi juga mengandung beberapa jenis creatine dan beberapa jenis mineral seperti zinc dan fosfor. Kandungan zinc dalam daging merah terutama pada bagian antara leher dan bahu (chuck) dan kaki bagian atas (shank).
Daging merah dari sapi juga mengandung beberapa jenis vitamin seperti niacin, vitamin B12, thiamin, dan riboflavin. Bahkan juga merupakan sumber terbanyak Alpha Lipoic Acid (sejenis antioksidan yang kuat).
Dampak Kesehatan
Konsumsi daging merah dari sapi yang berlebihan menyebabkan timbulnya beberapa jenis kanker berbahaya. Hal ini disebabkan karena kandungan karsinogen (pencetus kanker) yang muncul ketika proses memasak daging merah.
World Cancer Research Fund pada tahun 2007 menyatakan bahwa red meat (daging merah) dan daging sapi olahan merupakan penyebab kanker usus besar. Badan ini menyarankan konsumsi daging merah maksimal hanya 300-500 gr per minggu dan sesedikit mungkin konsumsi daging sapi olahan.
Harvard School of Public Health juga menyatakan kandungan lemak jenuh dalam daging merah sangat tinggi dan karenanya hanya boleh dikonsumsi jarang-jarang dalam jumlah yang cukup. Konsumsi lemak jenuh yang tinggi meningkatkan resiko penyakit-penyakit kardiovaskular.
Bahaya penyakit sapi gila juga masih mengancam manusia akibat campuran daging dan tulang (terutama otak dan tulang belakang) dalam makanan ternak sapi.
Daging Sapi yang Sehat
Lantas bagaimana memilih daging sapi yang sehat untuk dikonsumsi? Yang perlu diperhatikan adalah jenis makanan ternak sapi dari daging sapi yang dihasilkan. Berbagai jenis makanan ternak sapi seperti rumput, jagung, biji-bijian, kacang-kacangan dan makanan ternak hasil fermentasi (berasal dari rumput, sorgum, gandum, jerami) menghasilkan daging sapi yang berbeda pula.
Daging sapi yang berasal dari sapi yang hanya diberi makan rumput (grass-fed cattle) atau digembalakan di padang rumput bebas terbukti tidak berlemak dan tidak bergajih (sejenis lemak dalam pembuluh daging sapi) dibandingkan daging sapi dari sapi yang diberi makan jagung, biji-bijian, kacang-kacangan dan makanan ternak hasil fermentasi.
Selain kandungan lemak yang rendah, daging sapi dari grass-fed cattle juga mengandung lebih sedikit kalori. Daging sapi jenis ini juga mengandung level Conjugated Linoleic Acid (CLA), asam lemak Omega-3, ALA, EPA, dan DHA yang tinggi. Konsumsi CLA mampu membakar lemak jahat sehingga mampu menurunkan resiko penyakit-penyakit kardiovaskular dan kanker. Konsumsi CLA juga mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Dengan kandungan protein tidak kalah tinggi, berbagai zat-zat bermanfaat tersebut membuat daging sapi hasil grass-fed cattle sangat baik untuk pertumbuhan otot tubuh dan diet yang bebas lemak. Karenanya, para atlit binaraga atau Anda yang ingin berotot ideal dianjurkan mengkonsumsi jenis daging sapi hasil grass-fed cattle ini.
Pilihlah daging sapi dalam kemasan yang berlabel grass-fed beef atau pasture-raised beef. Sementara untuk yang berlabel free-range beef masih dalam kontroversi soal konsumsi makanan ternaknya. Salah satu yang terbaik adalah grass-fed beef yang diimpor dari berbagai wilayah Australia (seperti wilayah New South Wales, Australia).
Jangan digoreng
Namun semuanya dikembalikan lagi kepada cara memasak daging sapi tersebut. Kandungan zat-zat bermanfaat dari daging sapi hasil grass-fed cattle tersebut akan dengan mudah hilang jika Anda menggorengnya. Jadi sangat dianjurkan untuk memasak dengan cara mengkukus, merebus, memanggang, atau dimasak bacem.
Soal rasa, daging sapi dari sapi yang hanya diberi makan rumput memang kurang enak dibandingkan daging sapi dari sapi yang diberi makanan ternak selain rumput. Namun Anda tentunya tidak ingin mengkonsumsi daging sapi dengan perasaan bersalah (guilty pleasure) bukan? Apalagi jika mengingat berbagai resiko penyakit yang bisa ditimbulkan. Lagipula jika Anda pintar memasak daging sapi hasil grass-fed cattle, maka rasanya masih tetap lezat kok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar