Beberapa waktu yang lalu, seseorang bertanya kepada saya, “Saya diet dengan mengurangi nasi, kenapa saya jadi lemas?”. Beberapa hari kemudian, ada beberapa pertanyaan yang sama masuk ke saya. Karena banyak pertanyaan yang mirip, saya merasa topic ini perlu saya ulas supaya Anda semua mengerti gambaran besarnya.
Ketika kita diet, tujuan kita apa? Pastinya adalah membakar lemak kan? Ada satu hal disini yang harus Anda pahami. Ketika Anda mengatakan hendak membakar lemak, itu berarti Anda mengatakan “gunakan lemak tubuh untuk mensuplai energy tubuh”. Mengurangi konsumsi nasi atau karbohidrat sudah merupakan salah satu langkah yang tepat. Tetapi pola pikir kita yang sering salah. Ketika kita mengurangi konsumsi nasi, padahal nasi adalah karbohidrat yang mana merupakan sumber energy utama untuk tubuh kita, tentunya tubuh kita akan berusaha mencari alternatif energy. Dalam kasus ini adalah lemak tubuh kan.
Ketika sumber energy tubuh utama dikurangi, maka pasokan energy yang siap saji di tubuh kita akan berkurang, tentunya kita akan merasakan sedikit lemas. Dan lemak, adalah sumber energy cadangan dimana proses pembakarannya membutuhkan proses yang lebih panjang. Proses yang panjang ini yang saya maksud adalah perubahan dari lemak tubuh Anda, untuk diangkut, dirubah menjadi energy dan sampai digunakan oleh tubuh, ini membutuhkan waktu yang lebih lama daripada proses perubahan energy dari nasi yang kita makan sampai diubah menjadi energy. Anda bisa memperhatikan contohnya ketika membandingkan orang berlari marathon 42km dan orang berlari cepat/sprint 100 meter.
Kenapa orang berlari cepat cuma 100 meter? kenapa tidak ada perlombaan lari cepat 5km? Berlari cepat, membutuhkan energy cepat, dan energy itu diambil dari karbohidrat yang mana jumlahnya sangat sedikit di tubuh kita dan cepat habis. Karbohidrat adalah energy instant yang bisa membuat kita berlari cepat tetapi dalam waktu yang pendek. Ketika seseorang berlari marathon, energy yang digunakan adalah dari lemak, maka dari itu kita lihat orang berlari marathon bisa lari sejauh dan selama itu tetapi larinya juga seperti joging, tidak secepat orang yang melakukan sprint 100 meter.
Perubahan sumber energy dari yang instan menjadi yang lambat ketika kita mengurangi nasi sewaktu diet inilah yang dirasakan oleh tubuh seperti lemas itu. Dan tentunya ini berakibat ke pola latihan kita yang tidak sekuat ketika kita tidak mengurangi konsumsi nasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar