Untuk merampingkan perut orang biasanya melakukan latihan sit-up. Tapi sayang banyak yang mengeluh sit up bikin sakit di bagian punggung dan tulang ekor. Keluhan itu jarang muncul pada suspension training, salah satu cara mengencangkan perut yang dilakukan para tentara.
Berbeda dengan sit-up yang memang langsung bekerja pada otot perut, suspension training melibatkan lebih banyak otot sehingga lebih banyak variasinya. Namun dari sekian banyaknya, ada 2 variasi teknik yang paling sering dilakukan di tempat-tempat fitness serta barak militer.
Variasi yang pertama adalah menggantung kedua kaki dengan tali, sementara bagian atas tubuh melakukan gerakan-gerakan seperti push up dan semacamnya.
Sedangkan variasi berikutnya dan lebih banyak disukai masyarakat umum adalah memegang tali, lalu berdiri dengan posisi condong ke depan atau ke belakang sesuai jenis gerakan yang akan dilakukan.
Prinsip dari suspension training adalah menggunakan berat badan sendiri untuk melatih kekuatan otot, dengan alat bantu hanya berupa tali tubuh (webbing) yang digantung atau dipasang di dinding. Karena peralatannya sederhana, keseimbangan menjadi hal yang utama dalam latihan ini.
Namun justru karena dituntut untuk selalu menjaga keseimbangan, kekuatan otot perut akan sangat dibutuhkan. Jika dilakukan dengan benar, maka dengan sendirinya otot-otot perut akan mengencang sehingga tampak semakin ramping.
"Latihan ini seperti yoga dengan tali karena mengutamakan keseimbangan. Bagi saya ini kombinasi antara latihan otot dan kardiologi sekaligus," ungkap Mark Undercoffler, karyawan swasta di San Fransisco yang menggemari suspension training.
Meski memberikan manfaat bagi perut, prinsip keseimbangan dalam suspension training ternyata juga memiliki sisi negatif. Bagi yang tidak terlatih atau tidak memiliki postur dan inti tubuh yang kuat, latihan ini bisa memicu cedera yang serius.
"Alih-alih menggunakan postur inti untuk menyeimbangkan diri, seseorang yang tidak terlatih akan menggunakan otot yang salah sehingga bisa cedera," kata Dr Fabio Camana, peneliti dari American Council on Exercise seperti dikutip dari NY Times, Kamis (4/11/2010).
Menurut Dr Camana, latihan ini lebih cocok untuk para atlet dan tentara yang secara fisik lebih terlatih. Sedangkan bagi yang punya riwayat cedera sendi atau postur tubuhnya kurang kuat, ia tidak menganjurkan latihan semacam ini.
Meski awalnya hanya dilakukan para tentara di barak-barak militer, kini semua orang bisa melakukannya di rumah karena peralatannya mudah didapatkan. Dua perusahaan yang cukup terkenal sebagai penyedia alat-alat semacam itu adalah TRX dan Inkaflexx.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar