(Foto: thinkstock)
"Diabetes itu penyakitkaya, tapi kaya akan komplikasi. Karena komplikasi yang terjadi bisa dimana saja dan hampir di semua bagian tubuh," ujar Prof Dr dr Sri Hartini KS Kariadi, SpPD, KEMD dalam acara Media Edukasi dan Peluncuran Buku 'Diabetes? Siapa Takut!' di Hotel le-Meridien, Jakarta, Kamis (29/7/2010).
Prof Sri menuturkan kadar gula darah yang terus menerus tinggi akan meracuni tubuh dan bisa menimbulkan kerusakan atau komplikasi.
Jika komplikasi terjadi akan menimbulkan penebalan dinding pembuluh darah dan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.
Jenis komplikasi yang terjadi tergantung dari pembuluh darah mana yang kena, yaitu:
- Jika yang terkena adalah pembuluh darah besar (aterosklerosis) bisa menyebabkan penyakit kardiovaskuler pada organ jantung (serangan jantung), otak (stroke) dan tungkai bawah.
- Jika yang terkena adalah pembuluh darah kecil (mikroangiopati) bisa menyerang organ mata atau retinopati (katarak, glaukoma atau kebutaan), ginjal atau nefropati (gagal ginjal).
- Jika yang terkena adalah saraf atau neuropati, bisa menyerang tungkai dan kaki (kesemutan), menyerang saraf di saluran pencernaan (diare, konstipasi) atau disfungsi ereksi.
"Komplikasi ini didasari oleh kelainan pembuluh darah dan terjadinya bertahap. Salah satu hal yang bisa mencegah komplikasi ini adalah pasien itu sendiri, yaitu bagaimana caranya agar diabetes yang dimilikinya tetap terkendali," ungkap profesor yang lahir di Martapura 59 tahun silam.
Karena itu diperlukan pengelolaan diabetes yang baik sehingga penderita bisa tetap merasa nyaman dan sehat. Ada empat hal yang menjadi dasar pengelolaan diabetes, yaitu:
- Edukasi, dalam hal ini penderita diabetes (diabetesi) diberi pemahaman mengenai penyakitnya sehingga bisa dikontrol dengan baik dan disiplin menjalani hidup.
- Perencanaan makan, kadar gula darah yang tinggi seringkali terkait dengan makanan yang dikonsumsi. Karenanya dalam perencanaan makan diabetesi harus mengetahui 3 J (jumlah, jenis dan jadwal).
- Latihan jasmani, seorang diabetesi harus melakukan olahraga yang kontinu misalnya berjalan atau lari. Karena saat berolahraga, energi di dalam tubuh banyak dikeluarkan sehingga gula darah bisa turun dan peredaran darah menjadi lebih baik. Olahraga yang dilakukan tidak perlu berat, yang penting teratur melakukannya.
- Intervensi obat, terkadang diabetesi memerlukan bantuan obat untuk mengontrol kadar gula darahnya. Obat yang diberikan ada yang berguna untuk memperbaiki kerja dari insulin, atau untuk merangsang insulin.
Beberapa diabetesi terkadang harus diberikan insulin, pemberian insulin ini berguna agar beban dari sel beta pankreas bisa berkurang sehingga bisa lebih lama bertahan. Namun pemberian insulin ini tidak bisa memperbaiki kinerja dari pankreas yang sudah rusak.
Diabetes memang tidak bisa menyebabkan kematian, tapi seseorang bisa meninggal akibat komplikasi yang dialaminya. Karena itu diabetes sering juga disebut dengan silent killer.
"Selama pengendaliannya baik, dalam hal ini sehari-hari terkendali dengan baik dan bukan hanya sekali-kali. Maka komplikasi dari diabetes ini bisa menjauh," ujar dokter yang juga menjadi salah seorang pendiri PERSADIA (Persatuan Diabetes Indonesia).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar