Suatu ketika, ada seorang raja yang akan memilih perdana menteri untuk kerajaannya. Beberapa calon telah diuji, hingga tinggallah satu calon yang dianggapnya paling mumpuni karena memiliki kecerdasan dan sifat bijak. Namun, sebelum raja berketetapan menjadikannya sebagai perdana menteri, raja masih ingin memastikan bahwa pemuda pilihannya tak salah. Karena itu, raja pun memanggil pemuda calon perdana menteri tersebut.
"Wahai pemuda, tahukah kamu masakan yang paling baik di dunia? Dan, tolong masakkan aku makanan terbaik di dunia ini," titah sang raja.
Mendengar perintah tersebut, sang pemuda segera pergi ke pasar. Ia berjalan-jalan keliling di pasar sambil berpikir apa yang terbaik untuk dimasak bagi sang raja. Setelah lama berpikir, akhirnya dia memilih untuk membeli lidah sapi. Sesampai di rumah, dia segera memasak lidah sapi itu menjadi lima jenis sayuran dan segera diantarnya ke istana.
Raja segera menyantap hidangan yang diberikan oleh sang calon perdana menteri. Sembari mencicip, ia pun bertanya, "Masakan ini enak sekali, dibuat dari apakah sayuran ini?"
Sang pemuda pun menjawab, "Paduka yang mulia, sayur ini semuanya saya buat dari lidah sapi."
Raja pun bertanya, bagaimana sang pemuda memutuskan memilih lidah sapi sebagai masakan yang terbaik untuk sang raja. "Dari sekian banyak daging yang mahal, mengapa kamu justru memilih lidah sapi untuk dimasak?"
Sang pemuda pun menjawab, "Di dunia ini, lidah adalah salah satu komponen terpenting dan paling membawa manfaat Baginda. Raja bisa mengucapkan titah dengan lidah. Selain itu, lidah juga bisa mengabarkan hal yang baik-baik serta positif. Hebatnya lagi, dengan lidah kita juga bisa menyadarkan orang yang putus asa, bisa membuat yang kesepian jadi bahagia dan gembira."
Sang raja pun sangat puas dan senang dengan penuturan sang calon perdana menteri. Ungkapan bijak yang diceritakan dengan runtut membuat raja merasa pilihannya tak salah. Namun, sebagai raja yang punya pengalaman sangat luas, raja pun ingin mengujinya lebih lanjut. Maka, raja pun berujar kepada sang calon perdana menteri, "Sungguh, aku kagum dengan pemikiranmu. Namun, aku masih penasaran. Karena itu, kali ini cobalah buatkan aku makanan yang paling buruk di dunia."
Sang pemuda terlihat berpikir keras. Namun, ia lantas tersenyum, seperti menemukan jawaban dari titah tersebut. Maka, keesokan harinya, ia pun pergi ke pasar untuk mencari bahan makanan untuk membuat masakan paling buruk di dunia. Sesampainya di rumah, segeralah dimasaknya bahan tersebut menjadi lima masakan untuk sang raja.
Makanan itu pun segera disuguhkan pada baginda. Namun, saat melihat masakan tersebut, sang raja segera bertanya. "Apa yang kamu lakukan. Mengapa kamu kembali memasak lidah sapi untuk kau suguhkan padaku? Bukankah aku meminta kamu memasak makanan paling buruk di dunia? Sedangkan tempo hari, kamu saat aku minta masakan terbaik, kamu juga memasak lidah. Tapi, sebaliknya, kini kamu juga masak lidah sebagai masakan terburuk?"
Sang pemuda calon perdana menteri pun segera menjelaskan maksudnya, "Baginda yang mulia, di dunia ini lidah sangat berguna dan membawa banyak kebaikan. Namun, pada sisi yang lain, lidah juga bisa membawa keburukan. Lidah bisa membuat kata-kata yang salah, membuat fitnah yang mengadu domba antar manusia. Lidah yang salah akan melahirkan masalah. Lidah yang dipenuhi hal negatif akan membawa pengaruh yang bisa membuat keluarga bahkan negara tak lagi utuh. Karena itu, lidah bisa membawa kebaikan dan sekaligus keburukan. Jika ditujukan untuk kebenaran, akan menghasilkan kebahagiaan. Jika salah digunakan, bisa mendatangkan kenestapaan."
Sang raja pun makin terkagum-kagum dengan pemuda pilihannya itu. Maka, sang raja pun menobatkannya menjadi perdana menteri kerajaan dan si pemuda pun terbukti mampu menjalankan amanah sebagai pemimpin dengan penuh kebijaksanaan.
Netter yang luar biasa,
Lidah memang tak setajam pisau. Namun, dengan lidah, kita bisa membunuh dan melukai. Melalui kalimat yang terucap, dengan untaian kata yang terangkai, jika tak hati-hati dan dilandasi kebijaksanaan, lidah dapat menjadi "pisau" tajam yang menghujam hingga ke relung hati. Teman bisa jadi musuh, relasi bisa jadi tak lagi peduli, persaudaraan pun bisa terpecah belah.
Karena itu, gunakan lidah dengan hati-hati. Biasakan lidah mengucap kata penuh makna. Jadikan lidah penyambung tali saudara. Untai kalimat positif di setiap saat. Sebab, hanya dengan ucapan yang penuh tanggung jawab, kita akan jadi manusia berguna. Tentunya, bukan sekadar ucapan di ujung lidah belaka. Namun, harus pula disertai tindakan yang membawa manfaat nyata.
Mari, hiasi lidah dengan kebaikan, maka hidup akan bertaburkan kebahagiaan.
English Version...
One time, there was a king who will choose the prime minister for the kingdom. Several candidates have been tested, to stay one candidate it deems most qualified because of the nature of intelligence and wisdom. However, before the king determined to make as prime minister, the king still wanted to make sure that the youth was one of the options. Therefore, the king summoned the young prime minister candidate.
"O youth, do you know the best cuisines in the world? And, please masakkan me the best food in the world," the king's edict.
Heard the command, the young man immediately went to the market. He walks around in the market, wondering what is best to cook for the king. After long thought, he finally chose to buy a cow's tongue. When she got home, he immediately cooked cow tongue into five types of vegetables and diantarnya to the palace immediately.
King immediately meal provided by the prospective prime minister. As I sip, he asked, "Food is very good, made of whether these vegetables?"
The young man replied, "Your Majesty is glorious, this vegetable I make everything from beef tongue."
King was asked, how the young man decided on a cow's tongue as the best food for the king. "With so many expensive meat, why do you instead choose to cook beef tongue?"
The young man replied, "In this world, the tongue is one of the most important component and at least bring the benefits of His Majesty. The king can say the edict with his tongue. In addition, the tongue can also preach the good and positive.'s Even more remarkable, with our tongue can also realize people are desperate, the lonely can make so happy and excited. "
The king was very satisfied and pleased with the narrative of the candidate prime minister. Adage coherently narrated by making the king feel no wrong choice. However, as the king who had vast experience, the king also wanted to test it further. So, the king had said to the prospective prime minister, "Really, I'm impressed with your thinking. However, I'm still curious. Therefore, this time I try to make the worst food in the world."
The young man looked thoughtful. However, he then smiled, like finding the answer to these decrees. So, the next day, he went to the market for food ingredients to make the worst food in the world. At home, immediately cooked ingredients into five dishes for the king.
The food was immediately served to the king. However, when viewing these dishes, the king immediately asked. "What are you doing. Why do you come back to cook beef tongue for you suguhkan me? Did I ask you to cook food in the world's worst? The other day, I ask you as the best food, you also cook the tongue. But, on the other hand, now you also cook the tongue as the worst food? "
The young candidate was prime minister immediately to the point, "the glorious Majesty, the world's tongue is very useful and bring a lot of good. However, on the other hand, the tongue also can bring harm. The tongue can get the words wrong, making defamation the pitting of man. The tongue is wrong to give birth problems. The tongue is full of negative things that will bring influence to make the family no longer even the whole country. Therefore, the tongue can bring both good and bad. If directed to the truth, will yield happiness . If one is used, can bring grief. "
The king was even more amazed by the youth's choice. So, the king menobatkannya become prime minister and the young royal had proven capable of running the mandate as a leader with great wisdom.
Remarkable Netter,
The tongue is not as sharp as a knife. However, with the tongue, we can kill and injure. Through the spoken sentence, with a string of words strung, if not carefully and based on wisdom, the tongue can be a "knife" sharp niche Menghujam to heart. Friends can become enemies, the relationship could be no longer cares, fraternity could disintegrate.
Therefore, use your tongue carefully. Familiarize tongue spoken word full of meaning. Make civil tongue strap connector. Strand positive sentence in every moment. Because, just by saying that full responsibility, we will be a useful human being. Of course, not just words on the tip of the tongue alone. However, it should be accompanied by actions that bring real benefits.
Come, garnished with a good tongue, then life will be studded happiness.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar